BrahMos adalah rudal jelajah berkecepatan supersonik yang dibekali kemampuan stealth (siluman). Rudal ini dapat diluncurkan dari berbagai platform, yaitu kapal selam, kapal permukaan, pesawat, dan dari modul peluncur di darat. Rudal ini dikembangkan dan diproduksi oleh BrahMos Aerospace Private Limited, perusahaan patungan antara Defence Research and Development Organisation (DRDO) milik pemerintah India dan NPO Mashinostroeyenia (Rusia). Nama BrahMos diambil dari nama dua sungai, Brahmaputra di India dan Moskva di Rusia. BrahMos Aerospace didirikan pada tanggal 12 Februari 1998.
Rudal BrahMos dapat melesat dengan kecepatan Mach 2,8 hingga Mach 3. Rudal yang bisa diluncurkan dari darat, bawah air, permukaan air, dan udara ini membuat India menjadi satu-satunya negara di dunia yang semua matra dari angkatan bersenjatanya telah mengoperasikan rudal jelajah.
Sebuah varian hipersonik dari rudal BrahMos sedang dikembangkan. Varian baru ini dirancang untuk dapat melesat hingga kecepatan Mach 7 sehingga memberinya kemampuan tinggi untuk melakukan penetrasi ke dalam kawasan target tanpa mendapatkan pencegatan. Varian BrahMos hipersonik ini diharapkan akan siap untuk uji coba pada tahun 2017.
Pada awal pengembangan proyek BrahMos, India menginginkan agar desain rudal baru yang sedang dikembangkannya bersama Rusia itu diambil dari model rudal P-700 Granit yang memiliki jarak jangkau hingga 625 km. Namun Rusia memilih model P-800 Oniks yang berdaya jangkau lebih pendek (300 km). Rusia harus melakukan pembatasan pada daya jangkau dan daya penghancur rudal yang dijual atau dikerjakan bersama negara lain karena negara ini ikut menandatangani Missile Technology Control Regime.
Pada proyek BrahMos, sistem propulsi menggunakan teknologi rudal Rusia, sedangkan BrahMos Corp mengembangkan sistem pemanduannya. Rudal BrahMos mulai diuji coba dengan berbagai platform peluncur sejak akhir tahun 2004. Rudal ini memiliki kemampuan menyerang target permukaan dengan terbang pada ketinggian 10 meter, pada kecepatan Mach 2,8, dengan jarak target 290 km dari modul peluncur.
Daya dorongnya menggunakan sistem propulsi dua tahap. Untuk percepatan awal, digunakan mesin roket berbahan bakar padat. Selanjutnya pada kecepatan jelajah supersonik, mesin beralih ke propulsi ramjet yang menggunakan bahan bakar cair. Konsumsi bahan bakar pada mesin ramjet jauh lebih hemat dibandingkan pada propulsi mesin roket biasa. Ini membuat rudal BrahMos memiliki daya jangkau yang lebih jauh dibandingkan pada rudal yang hanya menggunakan propulsi mesin roket saja.
Rudal ini diklaim empat kali lebih cepat dari rudal BMG-109 Tomahawk buatan Amerika yang memiliki kecepatan jelajah 880 km/jam. Secara sederhana, Mach 1 didefinisikan sebagai kecepatan 1.225 km/jam atau 661,5 knot. Satuan Mach didasarkan pada kecepatan suara yang 340,3 meter/detik. Itu berarti Tomahawk hanya memiliki kecepatan Mach 0,7 saja dan masuk dalam kategori rudal subsonik. Namun demikian, karena Tomahawk dirancang sebagai rudal jarak jauh, jangkauannya mencapai 2.500 km. Tapi faktor kecepatan adalah hal yang sangat penting. Dengan kecepatan Mach 2,8, BrahMos tidak dapat dicegat oleh beberapa sistem pertahanan rudal yang ada saat ini. Rudal ini hanya butuh waktu kurang dari 6 menit untuk mencapai target berjarak 290 km.
Varian Rudal BrahMos
BrahMos-1
Varian anti-kapal, platform peluncur: kapal permukaan
Varian serangan target permukaan (daratan), platform peluncur: kapal permukaan
Varian serangan target permukaan (daratan), platform peluncur: modul peluncur di darat
Varian anti-kapal, platform peluncur: modul peluncur di darat
Varian anti-kapal, platform peluncur: pesawat terbang
Varian serangan target permukaan (daratan), platform peluncur: pesawat terbang
Varian anti-kapal, platform peluncur: kapal selam
Varian serangan target permukaan (daratan), platform peluncur: kapal selam
BrahMos-1 Blok II, target permukaan (daratan)
BrahMos-1 Blok III, target permukaan (daratan)
Varian anti kapal induk
Varian serangan target permukaan (daratan), platform peluncur: kapal permukaan
Varian serangan target permukaan (daratan), platform peluncur: modul peluncur di darat
Varian anti-kapal, platform peluncur: modul peluncur di darat
Varian anti-kapal, platform peluncur: pesawat terbang
Varian serangan target permukaan (daratan), platform peluncur: pesawat terbang
Varian anti-kapal, platform peluncur: kapal selam
Varian serangan target permukaan (daratan), platform peluncur: kapal selam
BrahMos-1 Blok II, target permukaan (daratan)
BrahMos-1 Blok III, target permukaan (daratan)
Varian anti kapal induk
Selain varian-varian yang sudah disebutkan diatas, ada lagi varian yang sedang dikembangkan, yaitu:
BrahMos-2 : Varian ini menggunakan propulsi mesin scramjet sehingga mampu melesat dengan kecepatan hipersonik (Mach 5 – Mach 7). Menurut rencana akan diuji coba peluncurannya pada tahun 2017.
BrahMos-3 : Ini merupakan versi ringan dari BrahMos-1 dengan diameter yang lebih kecil. Dirancang untuk digunakan pada pesawat tempur tipe menengah hingga berat seperti jet tempur MiG-29K.
BrahMos-3 : Ini merupakan versi ringan dari BrahMos-1 dengan diameter yang lebih kecil. Dirancang untuk digunakan pada pesawat tempur tipe menengah hingga berat seperti jet tempur MiG-29K.
A.P.J. Abdul Kalam, seorang pakar kedirgantaraan dan pernah menjabat sebagai Presiden India meminta kepada BrahMos Aerospace untuk mengembangkan varian rudal BrahMos berkecepatan hipersonik yang dapat digunakan berulang kali. Varian ini akan kembali ke pangkalan peluncurnya setelah mengeksekusi target. Ini akan membuat BrahMos menjadi seperti pesawat tempur tanpa awak (UCAV: Unmanned Combat Air Vehicle).
Negara Pengguna
Melalui BrahMos Aerospace, India dan Rusia merencanakan untuk memproduksi 2.000 unit rudal jelajah supersonik BrahMos dalam kurun waktu 10 tahun ke depan. Sekitar 50% dari jumlah rudal itu akan diekspor ke negara-negara sahabat.
India sudah mengoperasikan BrahMos sejak tahun 2006. Matra darat adalah pengguna pertama pada angkatan bersenjata India, dan kini semua matra sudah mengandalkan rudal jelajah supersonic tersebut. Sedangkan Angkatan Laut Rusia menginstal BrahMos pada kapal frigat kelas Gorshkov dan pembuatan kapal-kapal baru akan disesuaikan agar bisa menjadi platform peluncur rudal BrahMos-2.
Beberapa negara termasuk Vietnam, Afrika Selatan, Mesir, Oman, dan Brunei telah menyatakan minatnya pada rudal BrahMos. Pada bulan Februari 2010, dilaporkan bahwa India sedang melakukan “perundingan serius” dengan Chile, Brasil, Afrika Selatan dan Indonesia mengenai pembelian rudal ini. Malaysia juga dilaporkan mempertimbangkan pembelian rudal BrahMos untuk digunakan pada kapal perang kelas Kedah dan jet tempur. Negosiasi informal juga dilakukan antara India dan Vietnam untuk penjualan rudal BrahMos.
Spesifikasi Umum Rudal BrahMos
Bobot : 3.000 kg (platform peluncur darat dan kapal), 2.500 kg (platform peluncur pesawat tempur)
Panjang : 8,4 meter
Diameter : 0,6 meter
Hulu Ledak : 300 kg
Propulsi : Pendorong dua tahap, mesin roket dan ramjet
Jarak Jangkau : 300 km
Ketinggian terbang : Sea-skimming (10 m)
Kecepatan : Mach 2,8 – Mach 3,0
Platform Peluncur : Kapal Permukaan, Kapal Selam, Modul Peluncur Darat, dan Pesawat terbang
Panjang : 8,4 meter
Diameter : 0,6 meter
Hulu Ledak : 300 kg
Propulsi : Pendorong dua tahap, mesin roket dan ramjet
Jarak Jangkau : 300 km
Ketinggian terbang : Sea-skimming (10 m)
Kecepatan : Mach 2,8 – Mach 3,0
Platform Peluncur : Kapal Permukaan, Kapal Selam, Modul Peluncur Darat, dan Pesawat terbang
Goods That is Good
BalasHapus